![]() |
Foto : Gunung Merapi Erupsi |
Atas kejadian itu, sejumlah wilayah di Jawa Tengah dihujani guguran abu vulkanik. Beriku fakta-faktanya.
1. Kolom abu terbawa angin hingga Boyolali
Berdasarkan rekaman visual dari CCTV Jurang Jero milik BPPTKG-Badan Geologi memperlihatkan kolom abu vulkanik yang tinggi menyusul lava pijar dari kawah puncak Gunung Merapi. Kolom abu tersebut terbawa angin ke arah barat daya-barat-barat laut.
Relawan melaporkan hujan abu vulkanik dengan intensitas ringan terjadi di wilayah Desa Tlogolele, Desa Senden, Desa Suroteleng, Desa Jrakah, dan Desa Klakah, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali. Hujan abu vulkanik terjadi sesaat setelah Gunung Merapi melepaskan APG.
2. Desa Klakah diselimuti abu
Kepala Desa Klakah, Marwoto, mengonfirmasi, hampir semua dukuh di desa tersebut terdampak abu vulkanik dengan intensitas ringan, namun situasi masih terkendali dan aman.
Iya benar. Hampir semua dukuh di Desa Klakah terdampak abu vulkanik Gunung Merapi, namun intensitasnya tipis,” kata Marwoto melalui sambungan telepon dari siaran pers BNPB, Sabtu (2/12/2023).
Sejauh ini masih aman. Karena memang kalau APG-nya kan ke arah barat daya. Jadi tidak terdampak APG. Klakah hanya terkena abunya saja,” imbuh Marwoto.
3. Hujan abu juga terjadi di Magelang
Dampak dari APG Gunung Merapi juga terjadi di wilayah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Dua desa di Kecamatan Sawangan, yaitu Desa Banyoroto dan Desa Wonolelo, merasakan dampak abu vulkanik, meskipun intensitasnya tipis dan tidak mengganggu aktivitas warga.
BPBD Kabupaten Magelang memberikan respons cepat dengan mendistribusikan masker dan bersiaga di wilayah terdampak.
Baca Juga : Viral Rekaman CCTV Pasangan Paruh Baya Mesum, Peluk hingga Bercumbu di Tempat Umum
4. Peningkatan aktvitas vulkanik Gunung Merapi
Fenomena APG Gunung Merapi merupakan bagian dari rangkaian aktivitas vulkanik yang dimulai pada 11 Mei 2018 dan terus meningkat hingga November 2020. Sejak 5 November 2020, Gunung Merapi telah berstatus level III atau 'Siaga'.
BPPTKG memberikan rekomendasi kepada masyarakat agar tidak melakukan kegiatan di daerah potensi bahaya dan mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik serta mewaspadai bahaya lahar, terutama saat hujan di sekitar Gunung Merapi. Status aktivitas Gunung Merapi akan dievaluasi kembali jika terjadi perubahan signifikan dalam aktivitasnya.
5. Potensi guguran lava
BPPTKG kemudian merilis potensi bahaya berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Atas dasar itu, BPPTKG memberikan rekomendasi kepada masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya. BPPTKG juga meminta masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.